Seorang sahabat tagging me on his notes in facebook
here are the notes:
To all daddy in the world... we love u
Rapat Direksi baru saja berakhir. Josse mulai bangkit berdiri dan menyenggol
meja sehingga kopi tertumpah keatas catatan-catatannya.
"Waduhhh,memalukan sekali aku ini, diusia tua kok tambah ngaco.."
Semua orang ramai tergelak tertawa, lalu sebentar kemudian, kami semua mulai
menceritakan Saat-saat yang paling menyakitkan dimasa lalu dulu.
Gilirannya kini sampai pada Frank yang duduk terdiam mendengarkan kisah
lain-lainnya.
"Ayolah Frank, sekarang giliranmu. Cerita dong, apa saat yang paling tak
enak bagimu dulu." Frank tertawa, mulailah ia berkisah masa kecilnya.
"Aku besar di Cilacap. Ayahku seorang nelayan, dan ia cinta amat pada
lautan. Ia punya kapalnya sendiri, meski berat sekali mencari mata
pencaharian di laut. Ia kerja keras sekali dan akan tetap tinggal di laut
sampai ia menangkap cukup ikan untuk memberi makan keluarga. Bukan cuma
cukup buat keluarga kami sendiri, tapi juga untuk ayah dan ibunya dan
saudara-saudara lainnya yang masih di rumah."
Ia menatap kami dan berkata, "Ahhh, seandainya kalian sempat bertemu ayahku.
Ia sosoknya besar, orangnya kuat dari menarik jala dan memerangi lautan demi
mencari ikan. Asal kau dekat saja padanya, wuih, bau dia sudah mirip kayak lautan. Ia gemar memakai mantel cuaca-buruk tuanya yang terbuat dari kanvas dan pakaian kerja dengan kain penutup dadanya. Topi penahan hujannya sering
ia tarik turun menutupi alisnya. Tak perduli berapapun ibuku mencucinya,
tetap akan tercium bau lautan dan amisnya ikan."
Suara Frank mulai merendah sedikit.
"Kalau cuaca buruk, ia akan antar aku ke sekolah. Ia punya mobil truk tua
yang dipakainya dalam usaha perikanan ini. Truk itu bahkan lebih tua umurnya
daripada ayahku. Bunyinya meraung dan berdentangan sepanjang perjalanan.
Sejak beberapa blok jauhnya kau sudah bisa mendengarnya. Saat ayah bawa truk
menuju sekolah, aku merasa menciut ke dalam tempat duduk, berharap semoga
bisa menghilang. Hampir separuh perjalanan, ayah sering mengerem mendadak
dan lalu truk tua ini akan menyemburkan suatu kepulan awan asap. Ia akan
selalu berhenti di depan sekali, dan kelihatannya setiap orang akan berdiri
mengelilingi dan menonton. Lalu ayah akan menyandarkan diri ke depan, dan memberiku sebuah ciuman besar pada pipiku dan memujiku sebagai anak yang baik. Aku merasa agak malu, begitu risih. Maklumlah, aku sebagai anak umur dua-belas, dan ayahku menyandarkan diri kedepan dan menciumi aku selamat tinggal!"
Ia berhenti sejenak lalu meneruskan, "Aku ingat hari ketika kuputuskan aku
sebenarnya terlalu tua untuk suatu kecupan selamat tinggal. Waktu kami
sampai kesekolah dan berhenti, seperti biasanya ayah sudah tersenyum lebar.
Ia mulai memiringkan badannya kearahku, tetapi aku mengangkat tangan dan berkata, 'Jangan, ayah.' Itu pertama kali aku berkata begitu padanya, dan wajah ayah tampaknya begitu terheran.
Aku bilang, 'Ayah, aku sudah terlalu tua untuk ciuman selamat tinggal.
Sebetulnya sudah terlalu tua bagi segala macam kecupan.'
Ayahku memandangiku untuk saat yang lama sekali, dan matanya mulai basah.
Belum pernah kulihat dia menangis sebelumnya. Ia memutar kepalanya,
pandangannya menerawang menembus kaca depan. 'Kau benar,' katanya.
'Kau sudah jadi pemuda besar......seorang pria. Aku tak akan menciumimu
lagi.'"
Wajah Frank berubah jadi aneh, dan air mata mulai memenuhi kedua matanya,
ketika ia melanjutkan kisahnya. "Tidak lama setelah itu, ayah pergi melaut
dan tidak pernah kembali lagi. Itu terjadi pada suatu hari, ketika sebagian
besar armada kapal nelayan merapat dipelabuhan, tapi kapal ayah tidak.Ia punya keluarga besar yang harus diberi makan.
Kapalnya ditemukan terapung dengan jala yang separuh terangkat dan
separuhnya lagi masih ada dilaut. Pastilah ayah tertimpa badai dan ia mencoba
menyelamatkan jala dan semua pengapung-pengapungnya."
Aku mengawasi Frank dan melihat air mata mengalir menuruni pipinya.
Frank menyambung lagi, "Kawan-kawan, kalian tak bisa bayangkan apa yang akan
kukorbankan sekedar untuk mendapatkan lagi sebuah ciuman pada
pipiku....untuk merasakan wajah tuanya yang kasar......untuk mencium bau air
laut dan samudra padanya.....untuk merasakan tangan dan lengannya merangkul
leherku. Ahh, sekiranya saja aku jadi pria dewasa saat itu. Kalau aku
seorang pria dewasa, aku pastilah tidak akan pernah memberi tahu ayahku
bahwa aku terlalu tua 'tuk sebuah ciuman selamat tinggal."
source: john kimand notes on facebook
kamsahabnida hyeong nim...
Yahoo Indonesia Community
Error loading feed.
Saturday, July 18, 2009
I Miss My Dad
Labels:
articles
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Popular Posts
-
Julia Perez sang duta kondom di salah satu acara di ibu kota mau tahu photoshoot selanjutnya?
-
Pose nya Tante yang satu ini... hehew... udeh tan... inget anak ah... hihihi
-
Tebak siapa pemilik kaki ini? mau tahu? lanjooot....
-
Kalah gede kan?
-
Cari2 Nikita yang perform di Take Me Out [TMO] Indonesia Penasaran kek apa cewek yg ngakunya uang belanja per bulan 20 jeti ini dia dari af...
Chatter News
- WhatsApp Sekarang Bisa Chat Audio di Dalam Grup - Medcom.id
- Bukan Kaleng Kaleng! Layanan Quran Kemenag Tembus 55 Juta Pengguna, Siap Luncurkan Chat Qurani Berbasis AI - Melintas - Melintas
- WhatsApp memulai saluran rahasia dalam aplikasi. Apa yang akan Anda pelajari di dalamnya? - Letem světem Applem
- Layanan Qur’an Digital Kemenag Tembus 55 Juta Pengguna, LPMQ Segera Rilis Chat Qur’ani Berbasis AI - Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI
- 9 Etika Kirim Chat ke Dosen yang Sering Dilupakan Mahasiswa - SINDOnews Edukasi
TMC PoldaMetro
Error loading feed.
0 comments:
Post a Comment